(FKUB-Jakarta) Dalam pelaksanaan Pilkada, ada orang yang kerjanya mengadu domba. Dan sesungguhnya terhadap orang-orang yang mencoba mengadu domba ini yang harus kita waspadai.
Hal tersebut disampaikan H. Ahmad Astamar mewakili Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta pada kegiatan Safari Kamtibmas Polda Metro Jaya bersama FKUB DKI Jakarta dan Forum Kemitraan Religi Kamtibmas di Gereja Katedral pada hari minggu, 3/4/2017.
“Dalam konteks kita hari ini sebagai warga Jakarta, mereka harus kita curigai agar tidak terjadi musibah”
Ahmad Astamar menambahkan, “Di sinilah peran para pemuka agama untuk mengingatkan dan berdialog agar bisa back to basic. Bahwa fitrah manusia itu pada dasarnya adalah menghendaki perdamaian, tegasnya.
Sementara itu, H. Robby Nurhadi, selaku ketua FKRK dan Sekretaris MUI Prov. DKI Jakarta mengatakan, “Negeri Indonesia ini seperti gadis cantik, dan pemilik gadis cantik tersebut ada di Jakarta, dan sudah pasti yang namanya gadis cantik itu menjadi rebutan.
Banyak analisa yang telah sampai kepada kita yang intinya adalah kita tidak pernah henti-hentinya menjadi objek bancakan dari luar, apakah itu dari barat maupun dari timur dan lain sebagainya.”
Robby menegaskan, bahwa yang terpenting dari itu semua dan harus menjadi kesadaran bersama adalah posisi kita. Jangan sampai kita tidak sadar dan menganggap biasa saja tinggal di rumah sendiri, sedangkan keadaan nasib kita ternyata ditentukan oleh pemilik kepentingan. Ini tidak boleh terjadi, jelasnya
Tentunya kita harus sadar bahwa Jakarta adalah rumah kita, siapa lagi yang akan menjaganya? “Disinilah kita hidup dan disinilah anak-anak kita sekolah dan bekerja,tegasnya.
Taufan Bakri, mewakili pejabat dari Kesbangpol DKI Jakarta menambahkan, “sebenarnya keadaan di Jakarta itu enak, aman dan damai saja, tinggal bagaimana kita mempolanya. Sesungguhnya pilkada itu seperti yang dikatakan Plt Gubernur adalah pesta demokrasi.
Pada putaran pertama kemarin, kami membuat acara di TPS di depan kantor Balaikota dengan memakai baju adat Betawi diiringi musik keroncong. Oleh karena itu kami merumuskannya dengan angka 39. Apa maksudnya?
“Angka tiga itu adalah transparansi, kebebasan dan kebersamaan. Sedangkan angka Sembilan merupakan program Gubernur DKI Jakarta”, imbuhnya
Taufan menegaskan bahwa, Kesbangpol sebagai fasilitator mempunyai dua prinsip, yaitu pertama menjaga. Siapapun warna kulitnya harus dijaga jangan sampai ada kerusuhan kembali. Dan yang kedua bagaimana kue pembangunan ini mampu merembes sampai ke bawah.” ungkapnya.
Pada kegiatan Safari Kamtibmas kali ini dihadiri, Wadir Binmas Polda Metro Jaya – Anjar Gunadi, Kabag Binmas Operasional (KBO) AKBP Jajang Hasan Bisri, Kasubdit Pembinaan dan Penyuluhan, Kepala Seksi Binmas, Waka Polsek Sawah Besar dan Pembina Kamtibmas Pasar Baru. Selain itu ada pula pejabat dari Kesbangpol DKI Jakarta, Pembinmas Kanwil Kemenang DKI Jakarta, anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta dan Ketua Forum Kemitraan Religi Kamtibmas (FKRK) Polda Metro Jaya. Sedangkan dari pihak tuan rumah dihadiri oleh para rohaniawan, pengurus dan aktivis Keuskupan Agung Jakarta(fkub/imsal/budi)