Usai renungan Firman Tuhan oleh Pdt. Josia Abdisaputra (BPH GBI), acara temu gembala se-DKI Jakarta dilanjutkan dengan dialog FKUB se-DKI Jakarta di tempat yang sama (GBI House of Blessing, Puri Kembangan, Jakarta-Barat) Sabtu, 12/01.
KH. Syafii Mufidz selaku Ketua FKUB Propinsi DKI Jakarta menyampaikan visi FKUB yakni membangun Jakarta dengan damai. Ia mengingatkan masalah bangsa terbesar yang harus dihadapi bersama yaitu kebodohan dan kemiskinan.FKUB DKI Jakarta didirikan pada tanggal 5 Mei 2000 oleh para tokoh lintas agama yang tergabung dalam wadah Majelis-Majelis Agama Indonesia. Mereka berkumpul untuk membangun perdamaian di Jakarta. Gagasan ini disetujui oleh Gubernur pada waktu itu, Sutiyoso.
Lebih lanjut, KH. Syafii menjelasakan 5 tugas pokok FKUB yaitu menyelenggarakan dialog antara ormas-ormas agama dan masyarakat, menampung aspirasi umat beragama untuk dipelajari, menyalurkan aspirasi tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta demi terwujudnya kehidupan keagamaan yang harmonis, sosialisasi aturan, kebijakan kerukunan kehidupan umat beragama, memberikan rekomendasi tentang ijin pendirian rumah ibadah kepada Kanwil Agama setempat dan Pemerintah Kotamadya atau Pemerintah Propinsi setelah mendapatkan masukan dari FKUB wilayah setempat (FKUB Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta-Selatan dan Jakarta Timur) agar instansi tersebut bisa menerbitkan IMB tempat ibadah.
Selanjutnya, FKUB DKI Jakarta meluncurkan program peace making. Program ini mempertemukan kader-kader muda lintas agama untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di tingkat bawah. Tujuannya yaitu mensosialisasikan peranan FKUB dan mengumpulkan gagasan atau pikiran bagaimana menggalang perdamaian bersama.
KH Syafii juga berpesan jika gereja mengadakan kegiatan sosial, sebaiknya menggunakan bendera FKUB setempat (wilayah) sehingga terhindar dari isu Kristenisasi. “Jika semua persyaratan untuk mendapatkan ijin tempat ibadah sudah lengkap tetapi pihak Pemda atau Kodya selama 3 bulan belum menerbitkan ijin, pihak FKUB Propinsi DKI Jakarta akan mendesak instansi terkait untuk segera menerbitkannya,” ujarnya.
Tentang penggunaan rumah tinggal sebagai tempat ibadah dan fasilitas umum, Ketua FKUB DKI Jakarta mempersilahkan agar para hamba Tuhan mengurus ijin penggunaan bangunan rumah tinggal atau fasilitas umum untuk sarana ibadah sementara ke Kodya (Walikota) atau Pemda (Gubernur) setempat.Posisi FKUB DKI Jakarta sebagai pihak yang mengeluarkan pertimbangan apakah suatu lokasi layak dipergunakan sebagai tempat ibadah setelah menerima masukan dari FKUB wilayah setempat.
Dengan demikian, FKUB DKI Jakarta tidak mengeluarkan rekomendasi perijinan tempat ibadah.“Jika ternyata ada bukti kuat dan kebutuhan yang sangat mendesak, FKUB DKI Jakarta bisa mengeluarkan pertimbangan ke Gubernur tentang penggunaan sementara rumah tinggal untuk ibadah. Setelah dua tahun, pemerintah berkewajiban memberikan info tentang lokasi ibadah yang bisa dibeli,” ujarnya. Selanjutnya, masuk ke sesi tanya jawan dan dipandu oleh moderator yaitu Pdt. M. Raintung (PGI Wilayah DKI Jakarta).
Acara penting ini juga dihadiri para Ketua FKUB Wilayah seperti Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. KH. Katamas, Ketua MUI Jakarta Utara hadir.
Sebelumnya, Ketua BPD DKI Jakarta Pdt. Paul R Widjaya memaparkan program kerja BPD DKI Jakarta yang terdiri dari 7 Pilar Program Prioritas yakni mobilisasi doa, kabar suka cita, pemantapan jemaat lokal, pelatihan hamba Tuhan dan jemaat (BEC, HMC, Winner Principle), pendidikan umum, membangun kaum marjinal, meningkatkan taraf hidup.
Membangun kaum marjinal, menurut Pdt. Paul dilaksanakan melalui pembukaan pelatihan-pelatihan seperti BLK (Balai Latihan Kerja) antara lain servis AC, pembuatan tas dari limbah tekstil dan lain-lain.Dalam sambutan singkatnya, Pdt. Paul mengatakan, GBI saat ini sedang diberkati Tuhan luar biasa dan GBI akan menjadi berkat bagi orang lain. Atas dasar tersebut, BPD GBI DKI Jakarta akan melakukan kerja-sama dengan Departemen Sosial dalam bentuk pelatihan relawan Tagana (Taruna Tanggap Bencana).
Pada acara tersebut, hadir 80 relawan calon Tagana dan dilakukan pemakaian secara simbolis jaket “Be Volunteer” (Relawan Bethel) oleh Pdt. dr. Yossi Mesach dan Sekum BPH GBI kepada dua orang perwakilan. Relawan tersebut selanjutnya akan menempuh pendidikan dan latihan Tagana.Johny Marlon Siahaan dari relawan Tagana hadir memberikan presentasi singkat seputar Tagana dalam kapasitasnya mewakili Drs. M. Jaffar pejabat Departemen Sosial Jakarta.
Pada saat dialog gembala dengan FKUB dilangsungkan, para istri gembala mengikuti lokakarya dengan tema “Smart Woman and Making Smart Decision” (Wanita Bijak dan Membuat Keputusan Bijak”.Acara yang mengangkat tema utama “Penuhi Jakarta dengan Kasih dan Kebaikan” dan sub tema “Kesejahteraan Jakarta adalah Tanggung-Jawab Kita Semua” diakhiri dengan doa berkat oleh sesepuh GBI dan Ketua MP yaitu Pdt. Andreas Sudarjadi (Om Sur).
sumber: sinodegbi.or.id