(FKUB-JAKARTA) – Kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Indonesia sebagai negara multicultural, dan pada saat ini masyarakat di Indonesia sudah cukup dewasa untuk menghargai keberagaman. Ini akan menjadi modal penting untuk dapat menjadikan bangsa Indonesia besar dan disegani oleh bangsa lain.
Dalam rangka perayaan Cap Go Meh tahun 2015 beberapa hari yang lalu, FKUB Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Matakin menyelenggarakan acara Dialog Lintas Agama (12/3/2015) di Klenteng Kong Miao – Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.
KH. Ahmad Syafi’I Mufid selaku Ketua FKUB DKI Jakarta dalam sambutannya menjelaskan, bahwa Dialog Lintas Agama seperti ini kita jadikan tradisi untuk saling menghormati antar agama. “Dengan Dialog Lintas Agama seperti ini diharapkan dapat memberikan masukan dan gagasan tentang kerukunan antar umat beragama”.
Dan dengan dialog, kita akan saling kenal, saling memahami dan menambah pengetahuan, ini jadi sangat penting, karena kasus-kasus kerusuhan dan kurang harmonis antar umat beragama dibeberapa daerah, disebabkan karena rata rata pimpinan antar agama kurang saling mengenal imbuh KH. Ahmad Syafi’I Mufid .
Oleh sebab itu, di DKI Jakarta ini kita berupaya mendekatkan tokok-tokoh lintas agama sampai ke masyarakat, dan kegiatan seperti Dialog ini sudah dibangun hingga tingkat kelurahan,” tegas KH. Syafi’I Mufid.
Sementara itu Kepala Kesbangpol DKI Jakarta Dr.H. Ratiyono juga menekankan bahwa, Dialog antar umat beragama seperti ini sangat baik dalam upaya menciptkan kerukunan umat beragama di DKI Jakarta, sehingga saat ada gesekan yang ada hubungannya dengan agama, maka FKUB serta tokoh lintas agama, dapat berada di depan dalam menyelesaikan konflik antar umat beragama sementara dalam kehidupan bermasyarakat meskipun berbeda agama namun dapat saling bantu dan tolong menolong.
Dalam kesempatan itu juga, Kepala Kesbangpol menyampaikan Program Pemda DKI Jakarta, yang dikenal dengan program 5 tertib, yaitu mulai dari tertib Lalu Lintas, tertib membuang sampah, tertib Pedagang kaki Lima, tertib hunian dan Tertib Demo.
Sedangkan menurut Dewan Rohaniwan Matakin, Djaeng Rana Ong Wijaya “ Dialog Lintas Agama dalam rangka Cap Go Meh ini merupakan wujud kebersamaan. Dalam perayaan Cap Go Meh selalu melibatkan seluruh umat beragama, karena Cap Go Meh merupakan tradisi warga keturunan Tionghoa, apakah mereka beragama Islam, Kristen, Khatolik, Budha, serta Khonguchu, di Indonesia sendiri kegiatan Cap Go Meh sudah dirayakan oleh warga keturunan Tionghoa sejak dahulu, hanya pada saat pemerintahan Orde Baru, tradisi dan agama dari China dilarang oleh Pemerintahan Soeharto.
Pada saat Gus Dur menjadi Presiden, beliau mengeluarkan Kepres yang mengijinkan kegiatan Imlek dan Cap Go Meh serta penampilan budaya Tionghoa lainnya, dan melalui dialog ini kita ingin membangun kebersamaan lintas agama lanjut Ong Wijaya.
Peserta Dialog Lintas Agama ini antara lain, Kesbangpol, Pengurus FKUB Provinsi DKI Jakarta, FKUB Wilayah se DKI Jakarta, dan utusan dari masing-masing majelis agama(fkub/budi)