Home > Berita dan Kegiatan > Dialog Lintas Agama: Memperingati Hari Raya Nyepi 1 Saka 1938
Berita dan KegiatanHindu

Dialog Lintas Agama: Memperingati Hari Raya Nyepi 1 Saka 1938

Wr9VkOKSdl-3000x3000DCZgktrpYg-3000x3000

Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Dialog Lintas agama, dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru 1 Saka 1938.

Acara dialog ini mengambil tema “Nyepi Sebagai Perekat Persatuan Dan Kedamaian Dalam Bingkai Keragaman” bertempat di Pura Aditya Jaya – Rawamangun (27/3/2016). Acara dialog ini dibuka oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta- Dr. H. Abdurahman.

Dalam sambutannya Kakanwil mengatakan, bahwa pertemuan semacam ini sangat baik untuk terus menerus membina hubungan mewujudkan ataupun menciptakan saling pengertian silaturrahim diantara elite dan tokoh-tokoh agama.

“Ketika sudah tumbuh saling pengertian, saling memahami, mudah-mudahan kebawahnya, ke akar rumputnya bisa lebih ditularkan,” ujar KaKanwil.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menjalin silaturrahmi para tokoh agama, serta meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Provinsi DKI Jakarta.

KaKanwil mengutip Ketua FKUB, bahwa tahun ini Jakarta menjadi tahun politik. Biasanya tahun politik yang paling mudah untuk ditarik ke wilayah politik adalah persoalan-persoalan SARA.

“Oleh karena itu, dialog semacam ini menjadi sangat penting agar elite tokoh agama itu tidak ditarik ke wilayah yang menurut saya bukan menjadi domain atau pun wilayah tokoh agama. Apa yang dilakukan FKUB sangat baik, sangat strategis,” jelas KaKanwil.

Persoalan keumatan satu keniscayaan karena sudah menjadi program. Jangan sampai kita tokoh agama, umat beragama ditarik ke wilayah politik praktis yakni akan justru akan memporak porandakan toleransi yang sudah kita bangun, yang sudah kita rintis oleh Ketua FKUB Prof. Syafi’i.

Oleh karena itu, wilayah politik biarlah menjadi wilayah politik. Wilayah FKUB ialah bagaimana umat beragama di Jakarta ini tumbuh untuk saling pengertian antara satu dengan yang lain.

Jakarta akan menjadi barometer kerukunan umat beragama di Indonesia. Ketika Jakarta tidak rukun, maka persoalan di Indonesia akan menjadi lebih kompleks lagi. Pemerintah, Kemenag, Pemda akan selalu mendorong setiap upaya agar umat beragama di Jakarta ini menjadi umat yang tumbuh saling pengertian.

“Mudah-mudahan kondisi dari hasil dialog ini terhadap umat beragama, kerukunan umat beragama di Jakarta ini akan semakin membaik dan menjadi barometer terhadap kerukunan secara nasional,” pesan KaKanwil sebelum mengakhiri kegiatan ini.

Sebagai narasumber: Pedande Panji Sogata – PHDI, KH. Ahmad Syafi’i Mufid – Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta, Taufan Bakrie – Kesbangpol DKI Jakarta. sedangkan pesertanya dari FKUB Provinsi, FKUB Wilayah, Ketua majelis Agama dan tokoh PHDI. (budi/fkub)