Ketokohan Dr. Sinyo Harry Sarundajang sudah tidak perlu diragukan lagi, beliau sangat berjasa dalam menciptakan perdamaian di Maluku dan Maluku Utara. Bahkan Dr. Sinyo Harry Sarundajang telah berhasil menciptkan kerukunan Antar Umat Beragama di Provinsi Sulawesi Utara dengan semboyan “Torang Samua Basudara”
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta dalam kunjungan kerjanya ke Sulawesi Utara selama 3 hari (3-5 November 2015), berkesempatan untuk berdiskusi dengan Dr. Sinyo Harry Sarundajang dikediaman beliau di Kelurahan Kinali Kecamatan Kawangkoan –Kabupaten Minahasa (3/11/2015). Kehadiran FKUB Provinsi DKI Jakarta disambut dengan tarian Kabasaran dan tarian maengket.
Ahmad Syafi’I Mufid sebagai ketua FKUB DKI Jakarta sekaligus ketua rombongan meminta kepada Dr. Sinyo Harry Sarundajang untuk berbagi pengalamannya memimpin Provinsi Sulawesi Utara selama dua periode dan berhasil menciptkan kerukunan antar umat beragama, serta dapat mengelola konflik, karena banyak isu yang muncul bahwa Sulawesi Utara akan menjadi next target kerusuhan selanjutnya – ATM (Ambon, Ternate dan Manado).
Dr. Sinyo Harry Sarundajang dalam pertemuan itu menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan kasus kerusuhan di Maluku Utara dan Maluku, beliau diperintah oleh ibu Megawati yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden, untuk menyelesaikan kasus di Maluku Utara dan Maluku.
Daerah tersebut sudah empat setengah tahun konflik, sudah tujuh Panglima dan empat Kapolda tapi belum bisa menyelesaikan kerusuhan di dua Maluku tersebut. Dan akhirnya Dr. Sinyo Harry Sarundajang berangkat ke daerah konflik tersebut, yang akhirnya konflik di daerah tersebut dapat diselesaikan dalam waktu sebelas bulan.
Menurut Dr. Sinyo Harry Sarundajang konflik di Maluku – Ambon lebih komplikatet, karena di Ambon selain ada konflik antar dua agama Islam dan Kristen, di Ambon juga ada RMS. Konflik di Ambon agak sulit karena pada saat itu ada seribu orang yang dibawa oleh Ust. Umar Jafar Thalib, yang diantaranya 150 orang guru agama dari Afganistan. Akan tetapi dengan metode – metode yang beliau terapkan di Maluku Utara dan disesuaikan dengan kebudayaan Ambon dan kearifan local Alhamdulillah kerusuhan di Ambon bisa diselesaikan dalam waktu sebelas bulan juga.
Dr. Sinyo Harry Sarundajang mengatakan agama dan pemerintah harus jalan bersama. Karena dalam Negara Pancasila menolak paham sub ordinasi. Paham sub ordinasi adalah paham yang saling membawahi, Maksudnya “Negara mengatur agama”. Atau sebaliknya, agama mengatur Negara yang berarti akan menjadi Negara agama. Kita bangsa Indonesia menganut paham Negara Pancasila, imbuhnya
Selanjutnya Dr. Sinyo Harry Sarundajang menambahkan bahwa yang harus diwaspadai adalah masalah disintegrasi bangsa. Ini terjadi karena ada kelompok yang ingin berkuasa dan ingin menguasai milik orang lain. “Potensi – potensi ini harus segera dicegah”. Makanya, ketika bertugas di daerah konflik seperti Maluku dan Maluku Utara, saya berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan melihat akar permasalahan yang sesungguhnya, dan akhirnya kasus di Maluku dan Maluku Utara bisa selesai dan sehingga sampai sekarang Maluku dan Maluku Utara bisa aman.
Mantan Irjen Kementerian Dalam Negeri ini juga memaparkan keberhasilannya dalam mepimpin Sulawesi Utara, menjadikan Sulut daerah yang aman. Padahal ketika itu berkembang issue ATM (Ambon, Ternate, Manado) target kerusuhan, akan tetapi issue itu tidak terjadi, pemerintah Sulut bekerjasama dengan aparat kemanan, tokoh agama dan masyarakat mampu menjaga daerah ini.
Menurut Dr. Sinyo Harry Sarundajang, kiat–kiat selama memimpin Sulawesi Utara dalam menciptakan kerukunan adalah; Pertama, selalu menggunakan hati nurani, Kedua belajar seni hidup bersama yaitu menghormati perbedaan,Ketiga, selalu waspada, dan Keempat, kembali ke Pancasila sesuai cita –cita founding fathers.
Pertemuan yang berlangsung penuh keakraban itu dilanjutkan acara dialog dan penghargaan buat Dr. Sinyo Harry Sarundajang oleh FKUB Provinsi DKI Jakarta sebagai Tokoh Kerukunan Nasional. Acara tersebut diakhiri dengan pembacaan doa oleh Ong Wijaya anggota FKUB DKI Jakarta utusan dari Khonguchu, yang secara khusus mendoakan Dr. Sinyo Harry Sarundajang dan keluarga.
Pada kesempatan itu rombongan FKUB Provinsi DKI Jakarta mengunjungi perpustakaan pribadi Dr. Sinyo Harry Sarundajang yang mengoleksi sekitar 50.000 judul buku, dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah. (fkub/budi)