(FKUB Jakarta) Ketua FKUB DKI Jakarta Prof. Dr. KH.Dede Rosyada beserta rombongan pengurus FKUB DKI Jakarta diterima Gubernur Bali Wayan Koster di kediaman Gubernur Jaya Sabha, Denpasar, Senin (17/2/2020) sore.
Dede Rosyada menyampaikan, kami ke Bali ingin melakukan diskusi dengan FKUB Provinsi Bali terutama kok Bali dinilai lebih baik kerukunannya dengan Jakarta. Kami ingin belajar bagaimana Bali bisa memiliki indeks kerukunan yang lebih baik di banding Jakarta. “Bagaimana masyarakat kita di Jakarta bisa menerima perbedaan agar kerukunan umat beragama bisa tetap terjaga dengan baik. Hal ini yang kita inginkan di Jakarta dengan kemajemukannya.
Dikatanya Jakarta ingin mencoba bisa menjadi destinasi wisata, ini yang diharapkan oleh Pak Gubernur DKI Jakarta. Selama ini Jakarta hanya menjadi pusat bisnis dan pemrintahan saja.
Sementara itu Gubernur Wayan Koster mengatakan, semua yang datang ini adalah tokoh-tokoh umat beragama yang harus kita hormati dan kita muliakan. Saya selalu memberikan tempat khusus bagi tokoh umat.”Ditangan bapak-bapak lembaga atau kemajelisan dari semua umat bisa tetap menjaga agar situasi tetap kondusif,” kata Gubernur.
Lebih lanjut Koster menjelaskan bahwa dirinya selalu melibatkan FKUB Provinsi Bali dalam mengambil kebijakan dan menjalankan pemerintahan terlebih untuk membahas yang berkaitan dengan umat.
Saat ini Gubernur masih fokus untuk menjalankan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Yang memiliki makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan karma bali yang sejahtera, bahagia sekala-niskala. Dengan menyelenggarakan pembangunan secara terpola, menyeluruh terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
“Jadi ini dalam sekali maknanya. Saya menjalankan ini dengan baik, fokus kami adalah membangun alam, Manusia dan Kebudayaan Bali. Karena semua sudah berubah karena dinamika pembangunan yang berjalan cukup lama. Bali sebagai destinasi wisata dunia harus dijaga dan ditata dengan baik agar pariwisata Bali bias berkelanjutan. Dalam menjaga Bali menjadi destinasi wisata internasional, perlu peran serta seluruh masyarakat dan stakeholder terkait. Jika Bali bergejolak lalu berimbas pada pariwisata, maka sector ekonomi masyarakat sekitar tidak hanya Bali saja yang terkena dampaknya.
Tanpa adanya persatuan dan kesatuan dalam melaksanakan pembangunan terlebih di Bali sebagai daerah tujuan wisatawan dunia, kita harus hati-hati dalam membuat kebijakan dan menjalankan pembangunan.(fkub/Dn)