(FKUB-Jakarta) FKUB Provinsi DKI Jakarta terus saja mencetak kader-kader perdamaian di wilayah provinsi DKI Jakarta, agar kerkunan dan kedamaian di Jakarta tetap terjaga dengan cara melaksanakan kegiatan Sekolah Agama-Agama Dan Bina Damai (SABDA).
Pelaksanaan SABDA kali ini, FKUB Jakarta bekerjasama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, dilaksanakan di Hotel Bahtera Jl. Raya Cipayung – Megamendung Bogor, berlangsung selama 3 hari dari tanggal 11-13 April 2017, dan yang menjadi pesertanya adalah para penyuluh-penyuluh agama yang PNS maupun Non PNS Se DKI Jakarta.
Pada kesempatan itu, ketua FKUB Jakarta-KH. Ahmad Syafii Mufid memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan SABDA khusus penyuluh agama.
Dalam sambutannya, Syafii Mufid mengatakan bahwa, SABDA kali ini khusus untuk para penyuluh-penyuluh agama, makanya disebut SABDA Khusus. Kalau yang kemarin kita laksanakan itu untuk tokoh-tokoh agama, yang nantinya diharapkan menjadi pengganti FKUB atau untuk menjadi karib FKUB.
Kegiatan SABDA ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan juga keterampilan kepada para penyuluh agama untuk menjadi pemandu kerukunan. Memandu kepada siapa saja agar terwujud kerukunan, lanjutnya.
Syafii Mufid menambahkan, bahwa sekarang ini sudah ada perubahan paradigma tentang penanganan konflik, bahwa penaganannya bukan lagi dilakukan setelah terjadi konflik tapi bagaimana agar supaya tidak ada konflik atau sebelum ada konflik.
Kalau dalam bahasa usul fiqihnya darbul mafasid muqoddamu ‘ala jalbil masholih. Maksudnya, mencegah kerusakan itu lebih didahulukan dibandingkan membangun kebaikan. Oleh karena itu diupayakan jangan sampai ada konflik. Dihindari betul agar supaya tidak ada konflik, imbuhnya.
Konflik itu bisa terjadi karena banyak sebab. Ada konflik yang disebabkan karena persoalan rumah tangga, ada konflik yang disebabkan karena individu, ada konflik karena persoalan ekonomi, ada konflik yang disebabkan karena social dan bahkan ada konflik yang disebabkan karena persoalan agama. Hal itu semua jangan sampai terjadi.
Agar supaya tidak terjadi konflik maka yang harus dikembangkan adalah Bina Damai. Dan itulah yang namanya SABDA, yaitu Sekolah Agama-agama dan Bina Damai. Inilah paradigma baru penanganan konflik dengan memperkuat BINA DAMAI. Lalu bagaimana BINA DAMAI itu berjalan? Itulah SABDA bekerja. Jadi, harus dijadikan perdamaian ini menjadi nafas dunia, tegasnya.
Sementara itu Drs H. Taufiq, M,M selaku Kasubbag Hukum dan KUB Kementerian Agama Provinsi DKI Jakata mengucapkan terima kasih kepada FKUB yang telah bersedia membantu dalam merencanakan SABDA Khusus Penyuluh ini. Sebenarnya, kami sudah merencanakan ini sudah bertahun-tahun,imbuhnya.
Taufiq menambahkan, bahwa pelaksanaan acara ini berdasarkan hukum pada perundang-undangan yang berlaku pada Pasal 28 E UU No.1 PNPS Tahun 1965. Juga berdasarkan Peraturan Menteri No.16 Tentang organisasi di Kementerian Agama dimana tujuannya untuk menjaga dan memelihara kerukunaan agama di DKI Jakarta.
“Kami mengharapkan bahwa penyuluh agama nantinya menjadi ujung tombak Kementerian Agama dalam rangka memfilter apapun yang terjadi di Jakarta”.
Taufiq berharap, dengan adanya SABDA harmonisasi kehidupan antar umat beragama di wilayah Jakarta akan bisa terjalin. Apalagi sekarang ini menjelang Pemilu, dengan terselenggaranya SABDA merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan kedamaian di wilayah DKI Jakarta. Dalam konteks acara ini bagaimana kita membina warga untuk lebih baik lagi, ujarnya.
Pada kegiatan SABDA khusus Penyuluh agama ini diikuti oleh penyuluh Islam tiga belas orang, penyuluh Kristen enam orang, penyuluh Katolik enam, penyuluh Hindu enam orang, penyuluh Buddha lima orang dan penyuluh Khonghucu empat orang dan jumlah totalnya empat puluh orang.(fkub/budi)