Home > Berita dan Kegiatan > FKUB DKI Jakarta Gelar Sekolah Agama-agama dan Bina Damai Angkatan II
Berita dan Kegiatan

FKUB DKI Jakarta Gelar Sekolah Agama-agama dan Bina Damai Angkatan II

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan “Sekolah Agama-agama dan Bina Damai” (SABDA) angkatan Ke-II, dengan tema “Meneguhkan Kembali Komitmen Kebangsaan Melalui Kerukunan Umat Beragama”, bertempat di Wisma Samadi, Jl. Dermaga No.6 Klender – Duren Sawit – Jakarta Timur, berlangsung selama 5 hari (23-27 November 2015)

Acara pembukaan SABDA dilaksankan di Aula Wisma SAMADI (23/11/2015),  dihadiri oleh tokoh masyarakat, Kantor wilayah kementerian Agama provinsi Jakarta, Biro Dikmental Jakarta, Kesbangpol Jakrta Timur, lurah, camat, RT, RW dan para undangan dari ormas kemasyarakatan. Pada kesempatan itu hadir juga FKUB Kab. Mentawai dalam rangka kunjungan kerja dan  sekaligus ingin belajar dari FKUB DKI Jakarta.

 Ahmad Syafi’I Mufid selaku ketua FKUB DKI Jakarta dalam sambutannya menjelaskan “Sekolah Agama Ini Penting Untuk Menumbuhkembangkan Kader Bina Damai Dari Kalangan Agama”.

“Akhir-akhir ini kita sedang diganggu berbagai macam kasus, ada korupsi, terorisme, sampai narkoba. Maka kita lakukan kegiatan sekolah agama ini untuk memperjuangkan peradaban yang satu yakni kemanusiaan,” terangnya.

 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat membuka secara resmi acara Sekolah Agama-agama dan Bina Damai (SABDA) angkatan kedua dengan memukul gong.

Dalam sambutannya Wagub Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, tujuan SABDA tersebut dapat membantu menekan dan meminimalisir kegiatan radikalisme yang terjadi di Jakarta, hal tersebut terbukti dengan tidak adanya radikalisme di Jakarta dikarena saling toleransi.

Wagub Djarot Syaiful Hidayat menilai, maraknya aksi radikal yang mengatasnamakan agama banyak faktor yang memicu terjadinya hal tersebut. Salah satunya adalah faktor ekonomi.

“Mudah merekrut orang yang miskin untuk dididik jadi orang yang radikal. Motif itu yang paling mudah untuk ditumpangi masalah agama atau suku,”imbuhnya.

Mantan Wali Kota Blitar ini menuturkan, pentingnya membangun pondasi yang kuat dan memperbanyak kader untuk mencegah aksi radikal yang mengatasnamakan agama. SABDA  ini merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah aksi radikal ini, karena pada kegiatan SABDA ini dapat memberikan kesempatan untuk saling berdialog antar umat beragama, dengan dialog dapat menciptakan kedamaian serta bertoleransi, sehingga Jakarta menjadi kondusif.

Lebih lanjut Djarot mengungkapkan, negara akan mudah dihancurkan jika tidak memiliki pondasi yang kuat. Tantangan bagi bangsa Indonesia ke depan lebih berat. Pasalnya, orang tak lagi perang dengan senjata, namun juga pengetahuan, teknologi, dan ideologi.

“Kita juga mesti bersyukur tinggal di sini, daripada yang tinggal di Timur Tengah, Iran, Mesir, Suriah, mayoritas Islam semua tapi tiadk pernah aman,” tuturnya.

Wagub Djarot berharap: “kegiatan SABDA ini, jangan cuma sampai disini saja, tetapi diturunkan ke tingkat sekolah, mulai dari SD, SMP hingga SMA untuk mengenalkan toleran satu sama lain.

Peserta SABDA kali ini, diikuti oleh 38 peserta utusan dari MUI, KAJ. PGIW, Matakin, PHDI, Walubi dan dari FKUB Provinsi Jawa Timur. Sedangkan materi yang diberikan antara lain :

  1. Kerukunan ditinjau dari Prespektif Agama Islam: KH. Ahmad Syafi’I Mufid
  2. Kerukunan ditinjau dari Prespektif Agama Hindu: Pedande Panji Sogata
  3. Kerukunan ditinjau dari Prespektif Agama Khonghucu: Ongawijaya
  4. Kerukunan ditinjau dari Prespektif Agama Kristen: Pdt. Manuel Raintun, MM
  5. Kerukunan ditinjau dari Prespektif Agama Buddha: Pdt. Liem Wirawijaya
  6. Kerukunan ditinjau dari Prespektif Agama Katholik: Romo Agustinus Suyadi, Pr
  7. Manajemen dan Konflik Resulotion, Strategi memelihara kerukunan: Ichsan Ali Fauzi
  8. Agama, Kekerasan dan Perdamaian: Pdt. Jacky Maniputti
  9. FKUB dan Pemolisian Konflik Keagamaan: Husni Mubarok
  10. Konstitusi, UU dan Peraturan Keagamaan: Agama dalam UUD 1945, UU HAM, SIPOL, ADMINDUK dan PNPS No.1 Tahun 1965: KH. Ahmad Syafi’i Mufid
  11. Dialog Agama local: Problem pelayanan hak sipil: Renata-The Asia Foundation
  12. Mengelola Keragaman: Belajar dari KonflikKeagamaan: Asfinawati-The Asia Foundation
  13. Perubahan Sosial Yang Direncanakan (Pemberdayaan Masyarakat untuk Kerukunan dan Kesejahteraan): Gamal Fredy-Wahid Institute
  14. Forum Kerukunan Umat Beragama: Sejarah, Tugas,Pembentukan, Susunan Pimpinan dan Anggota: Pdt. Manuel Raintung, MM
  15. Meneguhkan Komitmen Kebangsaan: Romo Benny Susetyo
  16. Ujaran Kebencian dalam Kehidupan Beragama: Irsyad Rafsadi
  17. Pemantapan Wawasan Kerukunan bagi Pemuka Agama: Dr. Abdurrahman (Kakanwil Kemenag DKI Jakarta)
  18. Teknik Dialog dan Menampung Aspirasi : Dr. Sutiyono (Kepala Kesbangpol DKI Jakarta )

(fkub/budi)