Home > Berita dan Kegiatan > Gus Zastrouw Jelaskan 3 Kunci Perkuat Nilai-Nilai Pancasila
Berita dan KegiatanUtama

Gus Zastrouw Jelaskan 3 Kunci Perkuat Nilai-Nilai Pancasila

(fkub jakarta) Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, M.Si, Pdt. Dr. Albertus Patty, MA., MST – (Ketua PGI 2014-2019), Nanda Rizka

(FKUB Jakarta) Tokoh Nasional dan Budayawan Indonesia Ngatawi Al-Zastrouw mengatakan Pancasila harus hadir dalam kesadaran, menjadi refleksi dalam perilaku dan dipahami dengan gerakan dan pikiran.

Hal itu disampaikan pada Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta di Pondok Persaudaraan, Jakarta Pusat, Selasa (22/06/2022).

“Kadang kita ngomongin Pancasila terlalu tinggi mengawang-ngawang sementara yang ada di depan kita tidak pernah kita pedulikan dan tidak pernah dipahami”, kata Gus Zastrouw, sapaan akrabnya.

Gus Zastrouw melanjutkan dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila, Bung Karno pernah berkata bahwa Pancasila digali dan dirumuskan berdasarkan perilaku serta karakteristik bangsa Indonesia, bukan datang dari langit yang kemudian Bung Karno rumuskan.

“Bung Karno menggali kemudian merumuskan dari laku hidup, sistem nilai, sistem keyakinan, akhlaknya bangsa nusantara ini menjadi 5 (lima) sila”, paparnya.

Dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila, Gus Zastrouw mengusulkan 3 (tiga) instrumen, pertama, masyarakat harus mempunyai kesadaran sejarah untuk menjadi referensi hidup.

“(Apabila) Anda tidak tahu sejarah, tidak tahu buku peradaban dan referensi hidup, (maka) akhirnya dikasih referensi apa saja ditelan, yang Islam dikasih khilafah langsung dimakan padahal dia nggak tahu bahwa di negara ini pernah dipimpin oleh Kesultanan, bahkan di negeri ini pernah dipimpin oleh Sultan perempuan Islam satu-satunya di dunia, Sulthonah Safiyatuddin”, jelas Gus Zastrouw.

Kedua, reinterpretasi dengan pendekatan religius terhadap Pancasila. Namun bukan berarti menjadikan Pancasila sebagai agama. Tetapi menafsirkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sesuai versi keyakinan masing-masing pemeluk agama.

“Karena banyak yang bilang Pancasila itu beragama, Pancasila itu bukan agama, tetapi “juz’un min diniyyah”, dia menjadi bagian-bagian dari nilai dalam agama Islam menurut saya sebagai pemeluk agama Islam”, tuturnya.

Ketiga, yaitu dirumuskan dengan bahasa, alat pikir dan pemahaman anak-anak muda, artinya nilai-nilai Pancasila tersebut harus disampaikan melalui pola pendekatan yang digaungi dan menjadi trend di kalangan generasi muda.

“Menggunakan istilah yang fine, lucu, hobi dan lain sebagainya, ini menurut saya pemahaman nilai-nilai Pancasila itu dapat diterima oleh anak-anak muda”, pungkasnya(fkub/eky)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *