Kemenangan DHARMA atas ADHARMA
Oleh: Pinandita I Gde Suparta Putra
Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil DKI)
Om Swastyastu,
Umat se-Dharma, pd Hari Suci Galungan adalah Pemujaan kpd Hyang Widhi atas karunia Nya kpd Umat manusia shg dpt hidup tenteram, damai, sejahtera lahir dan batin.
Umat Hindu pd Hari Suci Galungan adalah sbg refleksi diri utk menegakkan Dharma yaitu Kemenangan Dharma atas Adharma (kebenaran melawan kebatilan) dan apa yang akan dilaksanakan setelah kita “menang” mungkin ini yang belum dimengerti oleh kita semua arti kemenangan. Menang kepada siapa, menang dari mana, menang oleh siapa.
Inilah yang harus dicari dari mana kemenangan itu datangnya.
Kemenangan yang diperoleh tersebut dari dalam diri kita sendiri, karena kita mampu mengendalikan “musuh2” yang berada dalam tubuh kita yang berupa sad ripu (6 musuh) yaitu : kama (hawa nafsu) , kroda (kemarahan) , lobha (tamak) , moha (kebingungan) , Mada (kesombongan) dan matsarya (iri hati/dengki) .
Oleh karena kita bisa mengendalikan “musuh” tersebut dan juga serangan dr “sang kala tiga” (kejahatan yg tiga yg diberi gelar Sang butha Galungan, Butha Dungulan dan Butha Amangkurat) yang menginginkan manusia menuruti segala kemauannya untuk berbuat semaunya tanpa mengindahkan moral dan etika.
Dalam Bhagawad Gita bab IV sloka 7 disebutkan
“yada yada hi dharmasya, glanir bhavati bharata, abhyutthanam adharmasya tadatmanam srjamy aham”
(wahai Arjuna, kapan saja dan dimana saja terjadi kemunduran dlm pelaksanaan ajaran kebenaran/Dharma, maka pd saat itu Aku Sendiri akan menjelma ke dunia ini)
Seperti yang telah dijelaskan oleh para suci bijaksana bahwa Dharma adalah kebijaksanaan, kejujuran, keluhuran budi dan sebagainya, sehingga dengan dharma kita bisa mengenyam kebahagiaan di dunia ini dan alam bawah sadar kita.
Kemenangan yang telah kita peroleh harus diisi sesuai kemampuan masing-masing sehingga akan dapat dirasakan arti kemenangan itu sendiri. Untuk mengisi kemenangan itu manusia telah dibekali ilmu pengetahuan yang lengkap sehingga tinggal memilih mana ilmu pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi kehidupan semua makhluk hidup atau yang tidak bermanfaat untuk makhluk hidup.
Inilah kemahakuasaan Hyang Widhi dalam mewahyukan ilmu pengetahuan untuk umat manusia, sehingga hanya manusialah yang bisa menentukan mana ilmu pengetahuan yang akan dipelajarinya untuk bekal kembali kepada Hyang Widhi setelah kehidupan ini berakhir. Dengan mengisi kemenangan dengan hal-hal yang baik untuk kemakmuran dan kebahagiaan semua makhluk itulah yang semestinya dilakukannya.
Yang istimewa dlm Hari Suci Galungan adalah dipancangkannya “Penjor” (bambu berhias) disetiap muka rumah sbg tanda terimakasih atas kemakmuran yg telah dilimpahkan oleh Hyang Widhi kpd Umat manusia.
Bambu berhias tinggi melengkung adalah perlambang dr Gunung yg tertinggi sbg tempat yg suci, sedangkan hiasan yg terdiri dr kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan Kain adalah merupakan perlambang dr tumbuhan dan sandang pangan yg dikaruniai Hyang Widhi.
Demikian kemenangan dharma yang diperoleh dengan susah payah sehingga perlu perjuangan yang luar biasa agar dapat mempertahankan kemenangan setiap enam bulan atau dua ratus sepuluh hari sekali. Inilah arti kemenangan dharma yang sejatinya yang harus bisa mengendalikan “musuh2” yg ada dlm diri kita dan selalu berbuat kebajikan selama hidup di dunia ini.
SELAMAT HARI SUCI GALUNGAN, SEMOGA DHARMA MENOPANG DUNIA INI UNTUK KEBAIKAN KITA SEMUA
Om Santih Santih Santih Om
19 Pebruari 2020.