(FKUB DKI)-Menjelang Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 serta Pilpers tanggal 9 Juli 2014, dalam mencari Pemimpin yang hebat, pemimpin yang bisa melakukan perubahan, pemimpin yang komitmen dalam hal kemajuan, pemimpin yang jujur, pemimpin yang bener-benar pro kepada rakyat. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta mengadakan Diskusi dengan pengurus FKUB wilayah, tokoh-tokoh agama dan pimpinan majelis agama se DKI Jakarta.
Diskusi dengan mengambil tema”Perspektif Ekonomi Indonesia Baru” tersebut dilaksanakan pada Jum’at (28/3/2014) di Vihara Sadaparibhuta (PBDNSI), Jl. Minangkabau No.23-25 Jakarta, denga pembicara Bapak Hary Tanoesoedibjo cawapres dari partai Hanura.
Dalam sambutannya ketua FKUB DKI Jakarta KH. Ahmad Syafi”I Mufid mengatakan: FKUB menyambut baik acara Silaturrahmi tokoh nasional dengan tokoh agama.
“FKUB memiliki harapan besar agar pemilu 2014 sukses, memilih pemimpin-pemimpin Transformatif”
Menurut KH. Ahmad Syafi”I Mufid, pemimpin Transformatif adalah: pemimpin yang kreatif, inovatif dalam mengenali problem bangsa dan Negara, serta mampu memecahkannya secara akuntabel kepada seluruh rakyat Indonesia.
FKUB DKI memiliki komitmen yang kuat unuk menyukseskan Pemilu yang jujur, adil, damai dan anti korupsi imbuh KH. Ahmad Syafi’I Mufid.
KH. Ahmad Syafi’I Mufid menekankan bahwa pertemuan ini bukan untuk kepentingan kampanye dan dukung mendukung, tapi untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Bapak Hary Tanoesoedibjo.
Terkait dengan gagasan beliau tentang “Indoensia Maju”, dan visi FKUB “Indonesia Damai” jadi pertemuan ini adalah untuk menyamakan persepsi tentang visi “Indonesia maju, Indonesia Damai” lanjut KH. Ahmad Syafi”I Mufid.
Sementara itu Harry Tanoesoedibjo menjelaskan kenapa dia masuk ke politik “karena didasari rasa keprihatinan dan ingin Indonesia berubah”.
Menurut Harry Tanoe Negara-negara ini dibagi menjadi tiga katagori berdasarkan katagori Bank Dunia, yaitu: yang pertama Negara terbelakang, adalah Negara yang pendapatan masyarakatnya kurang dari satu juta/bulan, yang kedua Negara maju yang mana pendapatan masyarakatnya dua belas juta/bulan, dan yang ketiga Negara berkembang yang pendapatan masyarakatnya rata-rata empat juta/bulan. Indonesia diposisi yang mana?.
Indonesia saat ini diangka 3,4 juta/bulan, sudah disalip oleh Malaysia yang pendapatan masyarakatnya rata-rata 11 juta/bulan, padahal ditahun delapan puluhan Malaysia masih dibawah Indonesia. HT menambahkan sedangkan untuk Singapura sudah diangka enam puluh juta/bulan, delapan belas kali lipat dari Indonesia.
Masyarakat Indonesia ini selain teritinggal, masyarakat Indonesia juga mengalami kesenjangan sosial yang sangat jauh, kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin sangat lebar.
HT menjelaskan kenapa bisa terjadi kesenjangan yang sangat lebar karena “ Pertumbuhan Ekonomi Indonesia selama ini hampir 80% dipopang oleh sektor swasta”. Dan kalau berbicara masalah swasta maka yang mengena sasaran adalah masyarakat menengah keatas, karena faktanya tidak ada swasta yang berhubungan dengan masyarakat menengah kebawah lanjut HT.
“Kontribus Pemerintah dalam mengentasi/mengurangi kemiskinan masih sedikit”. Bisa kita lihat dari inprastruktur yang dibangun tidak banyak semenjak jaman Reformasi hingga sekarang. Jalan Tol yang dibangun kurang dari 1000 km selama enam bela tahun, Airport, Pelabuhan, jembatan, kita sudah tertinggal.
Menurut HT “Bangsa Indonesia mengalami dua masalah mendasar yaitu Tertinggal dan Discrepancy”, banyak masyarakat kita hidup dibawah satu juta/bulan.
Jadi kesimpulannya “Indonesia harus berubah”. Kalau kita tidak berubah kita akan berputar-putar terus disini, malah masalah kita makin dalam dan makin tidak jelas mengarah kemana imbuh HT.
Selain dua masalah mendasar itu, Indonesia menghadapi masalah korupsi. Bukan kasus korupsi yang diperiksa KPK saja tapi banyak korupsi dibalik regulasi itu yang lebih besar, dan tidak bisa disentuh oleh aturan yang ada lanjutnya.
Acara yang dihadiri kurang lebih 150 orang, dari unsur tokoh agama, pengurus FKUB Wilayah Se DKI Jakarta, masyarakat sekitar.
Pengurus FKUB DKI Jakarta Yang hadir antara lain: Ketua FKUB DKI JakartaKH. Ahmad Syafi’I Mufid, wakil ketua H. Syarif Tanudjaya, SH, Drs. Ignatius Rudy Pratikno, SH, Sekretaris Drs. H. Taufiq Rahman Azhar, S.Pd.I, wakil sekretaris Pdt. M.E. Raintung, S.Si., MM, dan Pedanda Panji Sogata, M.Fil.H, Drs. H. Elisman Ilyas, Pdt. Liem Wira Wirawijaya, Drs. KH. Echa Abdullah, Drs. KH. Zainuddin, Drs. H. Aris Banaji, H. A. Astamar, M.BA, Akhsan, Eko Aliroso, Gito dan Eko Budiono sebagai anggota.
Suasan acara berlangsung tertib dan santai ditutup dengan makan siang bersama.(budi)