Home > Artikel > Pancasila dan Ajaran Agama Hindu
ArtikelHindu

Pancasila dan Ajaran Agama Hindu

Pedande Pandji Soegata

Pancasila  sebagai dasar negara sudah final. Namun pengamalannya yang perlu mendapat perhatian semua anak bangsa, untuk dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila  sebagai dasar negara mempunyai kedudukan dan arti  yang amat penting  bagi bangsa Indonesia baik sebagai falsafah, sebagai landasan  dan tujuan  hidup bernegara.

Kemajuan jaman seperti sekarang  Pancasila tetap eksis tidak ada perubahan, yang berubah  pemikiran – pemikiran yang belum  mendalami  Pancasila  sebagai dasar negara. Perlu sosialisasi pengamalannya kepada masyarakat. Bentuknya bagaimana ini yang perlu mendapat  wacana sehingga  Pancasila dapat dipahami dengan baik serta dan dapat diamalkan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara  dan falsafah  bangsa  sungguh sangat terasa sebagai pemersatu  bangsa  untuk menuju  masyarakat yang adil dan beradab. Sebagai landasan negara dan falsafah  Bangsa  Indonesia  perlu diyakini  dan dijadikan sebagai titik  tolak  cara berpikir oleh setiap insan  Indonesia karena  kekokohan suatu negara  tergantung pada cita – cita  yang melandasi  pejuangan bangsa.  Bangsa Indonesia  sebagai bangsa pejuang  sangat memerlukan dasar negara yang kokoh dan didukung oleh masyarakatnya yang  tangguh dan bersatu padu. Keyakinan yang mendalam terhadap dasar negara  sangat diperlukan untuk kemajuan suatu bangsa.  Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia  dan sebagai pemersatu perlu penjabaran  karena tidak mudah dipahami oleh orang awam  maka itu perlu  ada penjelasan  supaya lebih mudah memahaminya.  Pada masa Orba  ada P4 namun sejak reformasi  P4, ditiadakan. Di jaman  sekarang  perlu penjelasan yang mudah dipahami oleh  warga negara itu sendiri terutama anak-anak milenia.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam melaksanakan sila yang pertama   Ketuhanan Yang Maha Esa, diperlukan adanya keyakinan yang mendalam terhadap pengertian  Ketuhanan Yang Maha Esa,  sebagai bangsa dan umat Hindu, Tuhan dalam agama Hindu  disebut Brahman atau  umum menyebutnya Ida Sang hyang Widhi Wasa.  Dalam kitab  Maha Nirwana  Tantra, ada  diajarkan tentang cara penerapan  penghayatan terhadap Tuhan Yang maha Esa sbb.:

Om Saccid Ekam Brahma.  Pengertian  mantra itu  bahwa Tuhan itu ada, bsersifat  Esa  dengan gelar Brahma, dari itu kita percaya bahwa Tuhan itu ada. Dengan mengucapkan mantra itu  tidak diperlukan syarat  kecuali srada keyakinan yang mendalam.

Dalam kitab Brahma  Sutra   Bab 1, bagian 1 pasal 2 mengemukakan Ketuhanan Yang Maha Esa sbb : Janmadyasa Yatah. Kalimat tersebut  merupakan kalimat Sutra (singkat) yang bertujuan mendifinisikan  Tuhan Yang Maha Esa yang terjemahannya  sbb.: yang dimaksud dengan Tuhan/Brahma  adalah sesuatu dari mana asal mula proses  kejadian yang serba ada ini.  Menurut pemahaman  Hindu  adalah sumber atau  asal dari segala  ciptaan  Dunia ini.

Keyakinan yang  atas sifat yang esa itu  ditegaskan pula dalam kitab  Rg, Weda VIII.25.16. Inilah Tuhan yang satu, yang berkuasa  atas manusia,  melihatnya  dan  meluas, dan kami untuk  kebahagian  itu, mematuhi  hukumNya.  Tuhan itu Esa berkuasa atas seluruh manusia  ciptaannya. Utuk memperoleh kebahagiaan manusia harus  mengamalkan apa yang telah  ditetapkan  sebagai  hukumnya  yang merupakan hukum suci.

Tuhan dapat digelari apa saja.

EKAM  SAD WIPRAH BAHUDHA  WADANTI

AGNI YAMAN MATARICHWANAM AHUH.(RG, WEDA I.164.46.).

Artinya Tuhan Yang Maha Esa, para arif bijaksana  mengatakan  dengan banyak (nama), Agni, Yama, Matariswa.

Dengan pemahaman  ajaran KeTuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila akan bertambah  sempurna  melalui kitab Suci agama  bagi umat Hindu berpedoman kepada weda Sruti dan Smrti.

Sila Kemanusan Yang Adil dan Beradab.

Hindu dalam kemanusiaan yang adil dan beradab,  didalam upanisad  ada ajaran TAT TWAM ASI, Aku adalah engkau, meletakan ajaran kesamaan sehingga tidak membedakan antara Atman yang yang ini dari Atman yang ini dari Atman yang lain. Wasudewa Kutum Bakem. Bahwa kita semua bersaudara.  Ajaran ini menjadikan kita  lebih mendalam tentang kemanusiaan, pengakuan dan memperlakukan yang sama terhadap semua manusia mempunyai landasan etis karena pengakuan dan perlakuan  yang sama  sesama manusia untuk dapat hidup harmonis, saling harga menghargai, saling hormat menghormati sehingga  tercipta  masyarakat  yang mempunyai nilai tinggi.

Sila Persatuan Indonesia.

Dengan Sila Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan  Bangsa dan Negara  diatas kepentingan  pribadi atau golongan.

Persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika demi kesatuan dan persatuan.

Dalam Rg.Weda X.191 2- 4.:

Sam gacchadhwam sam wadadhwam

Sam wo manamsi  janatam.

Dewa bhagam yatha purwe

Samjanana upasate.

Samano mantrah samitih samani

Samanam nmmanah saha cittamesan.

Samanam mantramabhi mantraye wqah

 Samanena  wo  sawisa juhomi.

Samani wa akutih samana  hrdayani wah,

Samanamastu  wo mano yatha wah susahasati.

 

Artinya : Berkumpul, berbicara satu dengan yang lain.

Bersatulah dalam semua pikiranmu.

Sebagai halnya para Dewa Dewa  Pada jaman dahulu, bersatu.

Hendaknya tujuanmu sama, bersama pula dalam musyawarah.

Bawalah pikiran itu dan bersatulah pikiran itu,

Untuk maksud yang sama telah aku ajarkan kepadamu,  dan bersembah dengan caramu yang biasa.

Samalah tujuanmu, sama pula hatimu,

Hendaknya pikiranmu satu  sehingga engkau dapat  hidup bersama dengan bahagia.

Sila Keraktatan Yang dipimpin Oleh Hikmah Kebijakasanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. 

Dalam atarwa weda 6. 64.1. sbb,:

Sam  janidhwam sam prchadhwam.

Mupakatlah dan bersatulah.

Selanjutnya dalam Rg, Weda X 191,2 – 4 sbb.:

Berkumpulah, bermusyawarahlah berbicara satu dengan yang lain, satukan pikiranmu.

Seperti para Dewa  jaman dahulu  kala, bersatu, bersama sama dalam persembahan.

Dari penjelasan diatas jelaslah musyawarah memegang sangat penting bagi kemufakatan. Usahakan bermusyawarah dulu untuk mendapatkan kesatuan pikiran, bukan mufakat dulu baru bermusyawarah ini kebalik.

Jadi bermusyawarahlah untuk mendapatkan kemufakatan untuk mendapatkan hasil yang adil dan beradab.

Sila Keadilan Sosial.

Dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh  rakyat Indonesia.

Dalam agama Hindu,  Manawa Dharmasastra IV. 229. 230 sbb.:

Sesungguhnya dengan berdana punya air ia akan memperoleh  kepuasan, bersedekah makan akan memperoleh rohani yang   tak termusnahkan yang bersedekah  wijen  akan memperoleh keturunan  dan yang bersedekah lampu akan memperoleh pengetahuan  yang sempurna.

Ya yang berdana tanah  akan memperoleh dunia yang layak, yang berdana uang akan memperoleh umur panjang, yang berdana rumah  akan memperoleh tempat yang mulia  di masyarakat, dan yang berdana perak memperoleh keindahan.

Apapun niat seorang  berdana, sesungguhnya niat itu pula sebagai pahala yang akan  dinikmati kelak di kemudian hari. (MD.IV. 234).

Baik yang berdana maupun yang menerima  dana itu sesunguhnya keduanya yang  layak memperoleh surga,  tetapi bila sebaliknya, keduanya akan  menderita di neraka. (MD IV.235).

Agama Hindu dengan Pancasila, dari kutipan – kutipan diatas menandakan  bahwa Pancasila  ada persamaan  dalam penghayatan maupun pendalaman Agama Hindu dan Pancasila.

Mengamalkan ajaran agama dengan Pancasila selaras, sesuai dengan ajaran Agama Hindu seperti Ajaran Ketuhanan,  Kemanusiaan yang adil dan beradab,  sila Persatuan  Indonesia, sila Kerakyatan yang dipimpin  oleh hikmat  kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *