Pancasila sebagai dasar negara sudah final. Namun pengamalannya yang perlu mendapat perhatian semua anak bangsa, untuk dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan dan arti yang amat penting bagi bangsa Indonesia baik sebagai falsafah, sebagai landasan dan tujuan hidup bernegara.
Kemajuan jaman seperti sekarang Pancasila tetap eksis tidak ada perubahan, yang berubah pemikiran – pemikiran yang belum mendalami Pancasila sebagai dasar negara. Perlu sosialisasi pengamalannya kepada masyarakat. Bentuknya bagaimana ini yang perlu mendapat wacana sehingga Pancasila dapat dipahami dengan baik serta dan dapat diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa sungguh sangat terasa sebagai pemersatu bangsa untuk menuju masyarakat yang adil dan beradab. Sebagai landasan negara dan falsafah Bangsa Indonesia perlu diyakini dan dijadikan sebagai titik tolak cara berpikir oleh setiap insan Indonesia karena kekokohan suatu negara tergantung pada cita – cita yang melandasi pejuangan bangsa. Bangsa Indonesia sebagai bangsa pejuang sangat memerlukan dasar negara yang kokoh dan didukung oleh masyarakatnya yang tangguh dan bersatu padu. Keyakinan yang mendalam terhadap dasar negara sangat diperlukan untuk kemajuan suatu bangsa. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia dan sebagai pemersatu perlu penjabaran karena tidak mudah dipahami oleh orang awam maka itu perlu ada penjelasan supaya lebih mudah memahaminya. Pada masa Orba ada P4 namun sejak reformasi P4, ditiadakan. Di jaman sekarang perlu penjelasan yang mudah dipahami oleh warga negara itu sendiri terutama anak-anak milenia.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam melaksanakan sila yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, diperlukan adanya keyakinan yang mendalam terhadap pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai bangsa dan umat Hindu, Tuhan dalam agama Hindu disebut Brahman atau umum menyebutnya Ida Sang hyang Widhi Wasa. Dalam kitab Maha Nirwana Tantra, ada diajarkan tentang cara penerapan penghayatan terhadap Tuhan Yang maha Esa sbb.:
Om Saccid Ekam Brahma. Pengertian mantra itu bahwa Tuhan itu ada, bsersifat Esa dengan gelar Brahma, dari itu kita percaya bahwa Tuhan itu ada. Dengan mengucapkan mantra itu tidak diperlukan syarat kecuali srada keyakinan yang mendalam.
Dalam kitab Brahma Sutra Bab 1, bagian 1 pasal 2 mengemukakan Ketuhanan Yang Maha Esa sbb : Janmadyasa Yatah. Kalimat tersebut merupakan kalimat Sutra (singkat) yang bertujuan mendifinisikan Tuhan Yang Maha Esa yang terjemahannya sbb.: yang dimaksud dengan Tuhan/Brahma adalah sesuatu dari mana asal mula proses kejadian yang serba ada ini. Menurut pemahaman Hindu adalah sumber atau asal dari segala ciptaan Dunia ini.
Keyakinan yang atas sifat yang esa itu ditegaskan pula dalam kitab Rg, Weda VIII.25.16. Inilah Tuhan yang satu, yang berkuasa atas manusia, melihatnya dan meluas, dan kami untuk kebahagian itu, mematuhi hukumNya. Tuhan itu Esa berkuasa atas seluruh manusia ciptaannya. Utuk memperoleh kebahagiaan manusia harus mengamalkan apa yang telah ditetapkan sebagai hukumnya yang merupakan hukum suci.
Tuhan dapat digelari apa saja.
EKAM SAD WIPRAH BAHUDHA WADANTI
AGNI YAMAN MATARICHWANAM AHUH.(RG, WEDA I.164.46.).
Artinya Tuhan Yang Maha Esa, para arif bijaksana mengatakan dengan banyak (nama), Agni, Yama, Matariswa.
Dengan pemahaman ajaran KeTuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila akan bertambah sempurna melalui kitab Suci agama bagi umat Hindu berpedoman kepada weda Sruti dan Smrti.
Sila Kemanusan Yang Adil dan Beradab.
Hindu dalam kemanusiaan yang adil dan beradab, didalam upanisad ada ajaran TAT TWAM ASI, Aku adalah engkau, meletakan ajaran kesamaan sehingga tidak membedakan antara Atman yang yang ini dari Atman yang ini dari Atman yang lain. Wasudewa Kutum Bakem. Bahwa kita semua bersaudara. Ajaran ini menjadikan kita lebih mendalam tentang kemanusiaan, pengakuan dan memperlakukan yang sama terhadap semua manusia mempunyai landasan etis karena pengakuan dan perlakuan yang sama sesama manusia untuk dapat hidup harmonis, saling harga menghargai, saling hormat menghormati sehingga tercipta masyarakat yang mempunyai nilai tinggi.
Sila Persatuan Indonesia.
Dengan Sila Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
Persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika demi kesatuan dan persatuan.
Dalam Rg.Weda X.191 2- 4.:
Sam gacchadhwam sam wadadhwam
Sam wo manamsi janatam.
Dewa bhagam yatha purwe
Samjanana upasate.
Samano mantrah samitih samani
Samanam nmmanah saha cittamesan.
Samanam mantramabhi mantraye wqah
Samanena wo sawisa juhomi.
Samani wa akutih samana hrdayani wah,
Samanamastu wo mano yatha wah susahasati.
Artinya : Berkumpul, berbicara satu dengan yang lain.
Bersatulah dalam semua pikiranmu.
Sebagai halnya para Dewa Dewa Pada jaman dahulu, bersatu.
Hendaknya tujuanmu sama, bersama pula dalam musyawarah.
Bawalah pikiran itu dan bersatulah pikiran itu,
Untuk maksud yang sama telah aku ajarkan kepadamu, dan bersembah dengan caramu yang biasa.
Samalah tujuanmu, sama pula hatimu,
Hendaknya pikiranmu satu sehingga engkau dapat hidup bersama dengan bahagia.
Sila Keraktatan Yang dipimpin Oleh Hikmah Kebijakasanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Dalam atarwa weda 6. 64.1. sbb,:
Sam janidhwam sam prchadhwam.
Mupakatlah dan bersatulah.
Selanjutnya dalam Rg, Weda X 191,2 – 4 sbb.:
Berkumpulah, bermusyawarahlah berbicara satu dengan yang lain, satukan pikiranmu.
Seperti para Dewa jaman dahulu kala, bersatu, bersama sama dalam persembahan.
Dari penjelasan diatas jelaslah musyawarah memegang sangat penting bagi kemufakatan. Usahakan bermusyawarah dulu untuk mendapatkan kesatuan pikiran, bukan mufakat dulu baru bermusyawarah ini kebalik.
Jadi bermusyawarahlah untuk mendapatkan kemufakatan untuk mendapatkan hasil yang adil dan beradab.
Sila Keadilan Sosial.
Dengan Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam agama Hindu, Manawa Dharmasastra IV. 229. 230 sbb.:
Sesungguhnya dengan berdana punya air ia akan memperoleh kepuasan, bersedekah makan akan memperoleh rohani yang tak termusnahkan yang bersedekah wijen akan memperoleh keturunan dan yang bersedekah lampu akan memperoleh pengetahuan yang sempurna.
Ya yang berdana tanah akan memperoleh dunia yang layak, yang berdana uang akan memperoleh umur panjang, yang berdana rumah akan memperoleh tempat yang mulia di masyarakat, dan yang berdana perak memperoleh keindahan.
Apapun niat seorang berdana, sesungguhnya niat itu pula sebagai pahala yang akan dinikmati kelak di kemudian hari. (MD.IV. 234).
Baik yang berdana maupun yang menerima dana itu sesunguhnya keduanya yang layak memperoleh surga, tetapi bila sebaliknya, keduanya akan menderita di neraka. (MD IV.235).
Agama Hindu dengan Pancasila, dari kutipan – kutipan diatas menandakan bahwa Pancasila ada persamaan dalam penghayatan maupun pendalaman Agama Hindu dan Pancasila.
Mengamalkan ajaran agama dengan Pancasila selaras, sesuai dengan ajaran Agama Hindu seperti Ajaran Ketuhanan, Kemanusiaan yang adil dan beradab, sila Persatuan Indonesia, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.