FKUB-Jakarta) Paroki Tomag -Gereja Maria Bunda Karmel menyelenggarakan Simposium Pancasila dengan tema “Memahami Nilai-Nilai Pancasila Landasan Kerukunan Antar Umat Beragama” (21/8/2016) di ruang Auditorium Gereja Maria Bunda Karmel, Jl. Karmel Raya No. 2 Kemanggisan – Jakarta Barat.
Dalam sambutannya Romo Anto mewakili pimpinan Paroki Tomang Maria Bunda Karmel berharap, semoga pertemuan Simposium ini menjadikan kita sungguh sungguh memahami akan makna keluhuran Pancasila sebagai landasan kerukunan Umat Beragama, khususnya bangsa Indonesia yang begitu besar dan begitu agung diantara bangsa yang lain.
“Semogga Simposium ini menjadi sarana perjumpaan kita semua sebagai saudara satu Bangsa”. imbuhnya
Widjatmiko Ketua Panitia menambahkan, “Kita harus banga sebagai bangsa Indonesia karena memiliki Pancasila sebagai dasar kesatuan Republik Indonesia”.
Bahwa Bapak bangsa pendiri Negara ini dengan secara sadar dan paham atas kemajemukan bangsa Indonesia, dan dengan kearifan yang tinggi telah memperdebatatkan prinsip2 yang akan mendasari Negara RI yang sedang dipersiapkan waktu itu, dan tercapai kesepakatan bahwa pancasila menjadi dasar Negara pada tanggal 18 Agustus 1945, lanjutnya.
Widjatmiko menambahkan, Pancasila ini digali oleh Bung Karno dan Bapak Bangsa dari kearifan-kearifan local yangbenar benar dibayangkan kalau bangsa ini merdeka tanpa Pancasila, akan terjadi pertikaian yang tak kunjung usai antara Sekularisme dan Pondamentalisme”
Bung Karno menegaskan bahwa Pancasila bukanlah paham sekuler, tetapi bukan juga paham Negara agama. “Ketuhan sebagai dasar pembeda antar Nasionalisme ala Eropa dan Indonesia.
Bung Hatta mempertegas bahwa: “Kita tidak mendirikan Negara atas dasar perpisahan antara agama dan Negara. Melainkan kita akan mendirikan Negara modern diatas perpisahan antara urusan Negara dan urusan Agama. Kalau urusan Agama juga dipegang oleh Negara, maka agama akan diperalat Negara”.
Simposium ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah setempat, FKUB DKI Jakarta, Alumni SABDA, dan Jama’at Gereja Maria Bunda Karmel.
Sebagai Narsumber: Prof. Dr. KH. Ahmad Syafii Mufid, Romo Magnes Suseno, Bikhsu Dhamakaro, dan Dr. Jhon N Palinggi akan tetapi beliau berhalaganhadir.(fkub/budi)