Home > Artikel > KH. Ahmad Syafi’I Mufid: “Pilpres dan Agama”
Artikel

KH. Ahmad Syafi’I Mufid: “Pilpres dan Agama”

KH. Ahmad Syafii Mufid - Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta
KH. Ahmad Syafii Mufid – Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta

(FKUB JAKARTA) Hari-hari menjelang pilpres kita disuguhi aktifitas keagamaan calon presiden yang sangat luar biasa. Ada capres yg berbuka bersama anak yatim dan ada pula capres yang pergi umrah. Sebelumnya mereka juga menghadiri acara doa bersama (istighosah) di masing-masing kelompok pendukung. Sungguh fenomena yang menarik, cara kedua capres kita ingin berteman dengan Tuhan (The Great Socius) ketika menghadapi pilihan rakyat.
Sayang sekali, entah mengapa hanya dalam beberapa jam setelah pencoblosan perasaan takut menggelayut di langit politik Indonesia. Kita semua tidak mengerti suasana batin di hati capres kita ketika masing-masing ketika mengumumkan kemenangannya dan pendukungnya seakan-akan mau merayakannya dengan arak-arakan. Sementara rakyat pemilih merasa miris dengan suasana keamanan dan ketertiban sore hari Rabu 9 Juli yang lalu.
Kalau saja pememerintah tidak siap dalam pengamanan pemilihan presiden kemarin pasti terjadi benturan para pendukung dan kerusuhan sosial. Penyebabnya adalah ketidaksabaran yang didorong oleh nafsu amarah yang meluap-luap.
Sepertinya bangsa ini sudah kehilangan kearifan, wacana hitung cepat (QC) seperti kredo baru kebenaran. Metode ilmiah sepeti Qc dianggap bebas bias; metodologi, orang-orang di balik pengguna metode QC dan penyandang dana. Awam pasti bingung menyaksikan pakar QC dan konentar pro dan kontra. Lagi-lagi masyarakat menjadi terbelah. Mestinya semua hasil QC dinyatakan “sementara” yang dilihat sebagai petunjuk dan tidak harus diyakini. Kemenangan seorang calon Presiden dan Wakil Presiden, sesuai peraturan perundang-undangan, adalah berdasarkan hasil perhitungan manual yang selenggaran oleh Komisi Pemilihan Umum. Hasil perhitungan yang dimaksud akan diumumkan pada tanggal 22 Juli yang akan datang. Semua orang tahu, tetapi memang seperti dinyatakan dalam kitab suci, manusia itu tergesa-gesa, buru-buru ingin menyelesaikan pekerjaan (pilpres), ingin segera memimpin dan menjadi presiden dan kemudian menikmatinya. Ia lupa bahwa pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh rakyat dan Tuhan.
Alhamdulillah, setelah seruan muncul dari pemerintah dan tokoh-tokoh agama maka ketegangan dan kecemasan kita sebagai bangsa menjadi menurun. Bisa kita bayangkan seandainya Pemilu Presiden tidak di bulan Ramadan, emosi para pendukung pasti lebih berkobar-kobar dan konflik mundah disulut. Kita juga berprasangka baik, di bulan yang mulia ini para pemimpin dalam malam-malam hari selama bulan Ramadan merenungkan tentang siapa dirinya, bangsanya dan tantangan yang dihadapi. Duh Gusti, saya ini tidak ada kekuatan dan kemanpuan kecuali atas perolongan -Mu. Dapatkah aku melaksanakan amanat bangsaku, mengantarkannya kepada kondisi yang lebih baik dibanding dewasa ini. Dapatkah aku memberantas korupsi yang merusak sendi-sendi ekonomi dan kesejahteraan rakyat? Dapatkan aku mempertahankan derajat dan martabat bangsa di mata dunia? Dapatkan saya memenuhi janji-janji dalam kampanye dan seterusnya. Renungan seperti ini menjadi berarti bagi tumbuhnya dialog calon presiden dengan Tuhannya. Sebuah dialog religius yang tidak ada campur tangan tim sukses dan pendukung.
Wahai bangsa Indonesia dan calon presiden RI, Indonesia adalah ‘eden in the east” surga di timur. Negeri yang diidealkan sebagai ” baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur”. Negeri yang “tata tentrem kerta rahaja” atau negara yang adil makmur berdasarkan Pancasila. Kapan cita-cita bangsa itu terwujud dan dirasakan oleh semua rakyat Indonesia? Jangan-jangan kita kembali merindukan masa lalu lagi seperti ungkapan ” enak jamanku tho?”

One thought on “KH. Ahmad Syafi’I Mufid: “Pilpres dan Agama”

  1. Sahlu

    To bang admin,, saya tertarik informasi dan gagasan web FKUB DKI JAKARTA.
    Boleh saya beri saran, agar tampilan websitenya dapat di lihat lebih enak lagi seperti website yg lain biar terlihat lebih menarik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *