(FKUB Jakarta. Org) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi DKI Jakarta Taufan Bakri menyebut FKUB DKI Jakarta merupakan Lembaga yang mempunyai magnetic yang kuat. FKUB sebagai lokomotif penggerak kerukunan di Masyarakat.
“ini adalah bagian yang kecil dari komponen yang besar dan salah satu katalisatornya adalah FKUB,” ujar Taufan dalam sambutannya.
Hal tersebut disampaikan pada kegiatan Refleksi Lima Tahun FKUB DKI Jakarta di Kantor FKUB DKI Jakarta, Graha Mental Spiritual, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2024). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengurus FKUB dari tingkat Kota hingga tingkat Provinsi DKI Jakarta dan Majelis-majelis Agama.
Taufan merasa bangga atas kehadiran FKUB yang menerobos waktu yang kuat selama lima tahun bekerja dalam merawat kerukunan. Ia berharap kekompakan dalam internal FKUB dapat selalu terbangun.
Taufan menuturkan dalam refleksi 5 tahun FKUB DKI Jakarta ini ada hal yang perlu diperkuat dalam sisi administrasi dan manajemen.
“kita harus kuat dari sisi itu ke depan belajar tentang perspektif yang kita yakini itu betul dan dibetulkan. Dari sisi administrasi apapun tulisan dan kehebatan kita kalua administrasinya lemah maka kita dianggap tidak mampu untuk menyerapnya,” tuturnya.
Selain itu, Taufan mengajak untuk menjadikan kegiatan refleksi ini sebagai ajang pembelajaran dan evaluasi. Ia mengapresiasi peran FKUB dalam mengelola keberagaman yang ada di DKI Jakarta.
“Inilah yang selalu kami monitor dan kerukunan itu bukan cap karena awards atau karena apa-apa, tetapi karena kita ingin rukun. Kami dari Bakesbangpol telah mengamati satu persatu tabulasinya, ” katanya.
Taufan juga berpesan, guna meningkatkan efektivitas kinerja dalam merawat kerukunan ke depan perlu membangun komunikasi yang optimal kepada jajaran eksekutif dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta dan jajaran legislative yakni DPRD DKI Jakarta.
“Kalau memang anggarannya ingin dibesarkan maka kita perlu berdialog dengan DPRD DKI Jakarta untuk bisa melakukan program dan kegiatan kerukunan agar bisa diperluas dan strategis,” terangnya.
Menurut Taufan, membangun kerukunan di Masyarakat bukan pekerjaan yang mudah, untuk itu perlu adanya kebiasaan dalam berdialog, bertatap muka. Terlebih DKI Jakarta memiliki 30.000 RT dan 2.760 RW dan dari ke semua itu FKUB harus bisa membangun komunikasi dan memetakan wilayah-wilayah yang menjadi potensi konflik.
Taufan mengingatkan agar FKUB DKI Jakarta perlu memikirkan bagaimana masa depan Kota Jakarta pasca tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara tetapi tetap menjaga kerukunannya.
“Kita harus memperjuangkan aset-aset yang ada dan memanfaatkannya untuk kepentingan kerukunan di Jakarta,” ujarnya.(fkub/eky)