Home > Berita dan Kegiatan > Kemenag Tegaskan Konflik Sosial Kegamaan Harus Dideteksi Sedini Mungkin
Berita dan KegiatanUtama

Kemenag Tegaskan Konflik Sosial Kegamaan Harus Dideteksi Sedini Mungkin

(FKUB Jakarta.Org) Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof Suyitno menegaskan konflik sosial yang menyangkut keagamaan harus dapat dideteksi dan diantisipasi sedini mungkin guna mencegah dampak yang lebih besar akibat konflik tersebut.

“Karenanya, Kementerian Agama (Kemenag) ingin menjadi bagian penting untuk mengantisipasi potensi itu agar kemudian sedini mungkin bisa diatasi,” terang Suyitno saat membuka Pelatihan Deteksi Dini Konflik Sosial Keagamaan di Pusdiklat Kemenag, Tangerang Selatan, Banten, Senin (6/3/2023).

Suyitno mengatakan konflik sosial keagamaan bukan hanya di Indonesia, namun di semua tempat di dunia ini. Namun yang menjadi perhatian, bahwa Indonesia dengan keberagamannya (agama, suku, bahasa), memiliki potensi terjadinya konflik sosial keagamaan.

“Konflik yang sifatnya keagamaan dan kebangsaan harus segera kita lakukan deteksi sedini mungkin sehingga sebelum ada konflik, kita mampu mencegahnya,” katanya.

Menurutnya, salah satu poin penting dari deteksi dini adalah dengan melakukan langkah-langkah preventif sejak awal. Stakeholder di lingkungan Kemenag harus mampu menjadi sosok penting dalam menanggulangi konflik sosial.

“Mengetahui bagaimana melakukan langkah-langkah yang sifatnya preventif dan mitigatif dan bagaimana mampu memetakan permasalahan,” tegasnya.

Ia berharap, para alumni pelatihan diharapkan mendapatkan insight untuk mendeteksi potensi konflik dan terjun dengan langsung memberikan laporan di lapangan.

Sementata itu, Kepala Pusat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki menjelaskan bahwa pelatihan ini adalah tahun kedua dari rencana implementasi program unggulan religiousity index.

“Pelatihan deteksi dini konflik sosial ini termasuk kategori  program unggulan Pusdiklat yang menggunakan pendekatan policy based training. Kurikulum dirancang oleh tim terdiri dari beberapa ahli terkait,” jelasnya. Mastuki.

Ia mengungkapkan Pelatihan tersebut dilaksanakan dalam 2 gelombang. Gelombang pertama tanggal 27 Februari – 4 Maret 2023 dan Gelombang kedua dilaksanakan tanggal 6 – 11 Maret 2023.

“Pelatihan ini secara keseluruhan akan diikuti oleh 400 orang,” terang Mastuki.

Ia mengatakan, gelombang pertama dibagi menjadi 6 angkatan dengan jumlah peserta  202 orang, terdiri dari: para Kabid Penais, Pembimas Hindu, Pembimas Buddha dan Khonghucu Kanwil Kementerian Agama Provinsi seluruh Indonesia, Ketua/Pengurus Rumah Moderasi Beragama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan perwakilan eselon II Pusat serta FKUB dari Provinsi DKI Jakarta, FKUB Kota dan Kabupaten di Jakarta.

Selanjutnya, kata Mastuki, peserta angkatan VII-XII berasal dari para Pembimas Kristen, Pembimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi seluruh Indonesia, Ketua/Pengurus Rumah Moderasi Beragama Perguruan Tinggi Islam,   Wakil Rektor/Wakil Ketua PTK non Islam Bidang kemahasiswaan, perwakilan eselon II Pusat, FKUB dari Prov DKI Jakarta dan Kota/Kab di Jakarta, Jabodetabek, dan Pokjaluh semua agama di Kab/Kota di DKI Jakarta.(fkub/eky)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *